Video: Prabowo Sebut Orang Kecil Main Saham Kayak Judi, Apa Iya?
Ketika nasabah baru membuka rekening saham di perusahaan efek (biasa juga disebut sekuritas), ia akan dibuatkan rekening dana baru yang disebut Rekening Dana Investor (RDI). RDI adalah rekening bank atas nama investor, tapi aksesnya hanya untuk transaksi saham, sehingga tidak dapat digunakan untuk kepentingan lain.
Lantas, berapa besaran uang deposit atau setoran awal yang ideal ditanamkan di RDI? Apakah puluhan juta, jutaan, atau beberapa ratus ribu rupiah saja?
Sebagai perbandingan, pada tahun 1998 ketika investor ritel hendak berinvestasi saham, mereka harus merogoh kantong setidaknya 50 juta rupiah untuk deposit pertama di RDI. Angkanya kemudian dipangkas lagi oleh sekuritas menjadi sekitar 25 juta rupiah.
Tingginya angka deposit ketika itu dipengaruhi besaran minimal pembelian saham yang dihitung berdasarkan lot. Saat itu 1 lot berisi 500 saham. Itu sebabnya pasar modal bak berada di menara gading, eksklusif, alias hanya orang berduit saja yang bisa berinvestasi saham.
Namun, sejak 6 Januari 2014, Bursa Efek Indonesia mengubah aturan 1 lot dari 500 saham menjadi 100 saham. Perlahan, kebijakan ini membuat saham makin terjangkau. Tak hanya kaum berdasi, kini saham bisa dibeli masyarakat luas, mulai dari ibu rumah tangga, sopir, satpam, hingga tukang ojek.
Ditambah lagi, banyak sekuritas kian gencar mendorong nasabah baru, khususnya anak muda, untuk masuk pasar modal. Salah satu caranya adalah dengan menurunkan jumlah deposit.
Kendati pada praktiknya setiap sekuritas memiliki kebijakan masing-masing, setoran awal RDI yang disyaratkan pun berlainan. Angkanya mulai dari Rp 10 juta, Rp 5 juta, Rp 3 juta, atau bahkan hanya Rp 100.000.
Untuk bertransaksi saham di PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas), investor sudah dimudahkan dengan berbagai cara. Nasabah dapat membuka rekening melalui MOST Web di www.most.co.id, aplikasi MOST, MOST App di laptop dan komputer, atau menggunakan MOST Mobile di ponsel pintar. Mandiri Sekuritas pun merekomendasikan besaran deposit yang ideal, yakni 10 juta rupiah.
Kenapa sebesar itu? Salah satu pertimbangan utama ialah bahwa dengan setoran 10 juta rupiah, investor dapat fokus berinvestasi di saham-saham unggulan (blue chip), yang sebagian besar masuk dalam indeks LQ-45. LQ-45 adalah deretan 45 saham paling likuid dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saat yang Tepat Masuk Pasar Modal
Saat ini adalah waktu yang tepat untuk masuk ke pasar modal mengingat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks acuan utama di BEI tengah berada di level rendah. Sejak awal tahun hingga 27 Maret, IHSG sudah terjun 27,84% di level 4.545,57.
"Siapa yang tak mau beli (saham) di harga rendah dibandingkan harga tinggi? Benar-benar aneh. Harusnya mereka berharap pasar saham turun, jadi mereka bisa membeli (saham) di harga murah," kata Warren Buffett, tokoh investor global, seperti dikutip Business Insider, 29 Februari 2020.
Penurunan IHSG memicu valuasi berdasarkan price to earnings ratio (PER) sehingga saham-saham di BEI juga turun. PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham untuk menilai valuasi saham, yang menentukan apakah saham sedang murah atau mahal.
Sebenarnya tidak ada angka baku PER. Namun, lazimnya adalah, kian rendah PER, maka makin murah valuasi saham emiten tersebut. Mengacu data BEI, beberapa saham di indeks LQ-45 juga mencetak PER kecil. Salah satunya adalah saham dari emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex.
Sejak 27 Maret, PER saham produsen tekstil asal Solo itu sangat rendah, yakni 2,29 kali. Sejak awal tahun (year to date), saham SRIL anjlok 41,15% di level Rp153/saham. Dengan 10 juta rupiah, investor dapat membeli 650 lot saham SRIL (65.000 saham). Perlu dicatat bahwa saham SRIL setahun terakhir pernah menyentuh Rp362/saham.
Saham lain dengan PER rendah yakni yang diterbitkan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), yakni 2,80 kali di level harga Rp1.365/saham. Dengan dana 10 juta rupiah, investor bisa mendapatkan 73 lot saham.
Saham perusahaan tambang batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga mencatat PER rendah 5,63 kali saat ini, yakni di harga Rp990/saham. Dengan dana 10 juta rupiah, investor bisa membeli ADRO sebanyak 100 lot saham. Saham ADRO pernah tembus Rp1.655/saham setahun terakhir.
PER biasanya tak dipakai untuk menilai mahal atau murahnya saham perbankan. Untuk menilai bank, biasanya menggunakan rasio price to book value (PBV), yakni penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar berarti memiliki valuasi tinggi (overvalue) alias kemahalan, sedangkan saham dengan PBV di bawah satu kali, memiliki valuasi rendah dan harga sahamnya murah alias undervalue.
Misalnya, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), induk perusahaan Mandiri Sekuritas, memiliki PBV sebesar 1,13 kali di level harga Rp4.940/saham. Untuk 1 lot saham Bank Mandiri, investor hanya perlu merogoh Rp494.000. Namun, dengan 10 juta rupiah, nasabah dapat membeli 20 lot saham BMRI, yang mana level tertingginya pernah menyentuh Rp8.150/saham setahun terakhir.
Bagaimanapun, pilihan kembali ke masing-masing investor. Apakah mau mengalokasikan 10 juta rupiah miliknya untuk satu saham saja, atau menginvestasikannya ke beberapa saham? Investopedia mencatat, demi diversifikasi, investor global (ritel dan profesional) lazimnya memiliki sekitar 15-20 saham dalam portofolio, bukan hanya satu saham.
Namun, bila seseorang ingin fokus jadi investor jangka panjang, investor tersebut wajib melihat sisi fundamental (kinerja) emiten bersangkutan, selain memperhatikan PER dan PBV. Jangan terpaku pada berapa volume saham yang dibeli, tetapi sebaiknya fokus saja pada kualitas fundamental emiten.
Jadi, sedang siap-siap belanja saham apa, nih?
Ayo, semangat berinvestasi di pasar modal!
PT Mandiri Sekuritas terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Care Center: 1500 178
SuaraMadura.id – Mencoba mengundi peruntungan bermodalkan handphone dan uang minimal sepuluh ribu rupiah sedang marak terjadi membuat orang kecanduan. Tak mengenal batasan usia, gender dan strata sosial.
Judi online slot namanya. Meskipun kecanduan yang ditimbulkan dalam jangka panjang memiliki potensi terjadinya tindakan kriminal, tetap dilakoni sejumlah orang.
Beralasan mencari peruntungan oleh mereka yang jenuh maupun kehilangan pemasukan selama pandemi Covid-19, untuk mulai menggeluti judi online slot.
Baca juga: Cek Sertifikat Tanah Online Tanpa Ribet Ke Kantor BPN
Menurut pengakuan para penjudi. Judi online slot begitu simpel untuk dimainkan. Cukup menekan tombol spin di mesin yang terpampang di layar telepon.
Mesin judi online slot pada tampilan telepon genggam lalu akan berputar dan mengacak bermacam bentuk ikon atau gambar sehingga tidak diketahui secara pasti gambar apa yang muncul.
Ketika mesin berhenti berputar dan terdapat delapan gambar yang serupa serta membentuk pola tertentu, secara otomatis pemain judi slot online akan menang.
Dion (nama samaran) mengatakan uang di tabungannya ludes tak bersisa setelah hampir setahun lebih bermain judi online. “Uang tabungan habis, mobil saya jual,” katanya, melansir dari BBC News. Rabu (11/5).
Pria 30 tahun tersebut mengenal judi online sejak 2018 dari temannya. “Iseng, karena teman saya menang dapat motor satu. Tergiurlah. Saya lalu bertanya, main apa? Dikasih tahu situsnya, saya mendaftar,” ujarnya.
Baca juga: Pihak Ketiga Kelola Pantai Lombang, Karcis Masuk “Ongghe” 5 Ribu Rupiah
Tapi saat itu, ia mengaku tak terlalu ‘gila’ main judi. “Waktu itu belum sering mainnya, masih santai,” tukasnya.
Ketika pandemi Covid-19 melanda, judi online slot mendadak populer. Dion pun tertarik mencoba karena gampang dimengerti.
Uang hasil menang judi online togel sebesar Rp500.000, langsung dipertaruhkan untuk judi slot. Semalaman bermain, ia mendapat Rp7 juta.
“Rasanya senang dong, belum pernah menang sebesar itu,” paparnya seraya tertawa mengenang kemujurannya.
Kemenangan besar itulah yang membuat Dion ketagihan. Dalam sehari ia bisa main judi slot online sampai lima kali dengan menghabiskan uang hampir Rp500.000.
Baca juga: Diduga Aylawati Rindukan Pijetan ‘Ular Cobra Mematuk Mangsa’ Gatot
Tapi setelahnya, bukan menang yang datang. “Menangnya jarang dan nggak pernah sebesar menang pertama itu. Paling dapat Rp300.000, Rp200.000, kadang Rp1 juta. Tapi nggak pernah lewat dari Rp3 juta.”
Menurutnya apabila dipersentasekan 70% kalah, 30% menang. Akan tetapi, meski sudah kalah berkali-kali, Dion tak berhenti.
“Ibaratnya kalau kamu sudah habis Rp2 juta, kamu pasti nggak terima dan harus balikin duit itu dengan cara… gambling lagi, gambling lagi,” terangnya.
Demi membalas kekalahannya, pria lajang ini menggadaikan surat BPKB mobilnya agar mendapat pinjaman. Sebanyak 40% uang gadai itu dipakai untuk trading saham, sisanya judi slot.
“Waktu itu saya bayar utang dari gadai BPKB sudah susah, akhirnya saya putuskan jual mobil buat lunasin pinjaman.”
Baca juga: Menguak Bisnis Esek-esek Online di Sumenep
Meskipun berkali-kali bertaruh, dia tetap kalah. Uang tabungan dan pesangon yang didapat akibat di-PHK gara-gara pandemi Covid-19, ludes untuk berjudi.
Sejak itu, ia berhenti bermain judi online. Selain karena tak lagi punya uang, ia sadar judi hanya membuang-buang hasil jerih payahnya selama bertahun-tahun bekerja.
Dion mengaku sedikit beruntung karena tak terjerat pinjaman online atau berbuat nekat lainnya hanya untuk bermain judi online.
“Saya main judi, tapi saya nggak mau merepotkan orang lain, nggak mau utang ke orang lain. Mungkin prinsip itu yang menyelamatkan saya dari kecanduan judi online.” tutupnya.
Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan pandemi Covid-19 yang menghancurkan banyak perekonomian keluarga menjadi faktor utama mengapa banyak orang terjebak pada judi online.
Baca juga:Dikabarkan Lakukan Tindakan Kekerasan, Kades Pandeman Justru Hendak Menyelamatkan
Judi online, kata Devie, seakan memberikan ‘jalan alternatif’ kepada masyarakat yang ingin mendapatkan tambahan pendapatan.
Ketika aturan pemerintah terkait Covid diberlakukan banyak orang merasa terkurung di rumah dan akhirnya bosan.
Judi online yang dibalut seperti permainan gim biasa, menggoda orang-orang untuk mencoba karena bisa diakses kapan pun dan di mana pun.
“Manusia itu pada prinsipnya pemain gim. Menariknya judi online daya pikatnya lewat permainan. Ini yang kemudian mendorong orang tanpa disadari terperangkap dalam judi online. Ujungnya mereka sudah kecanduan.”
“Judi online menciptakan keseruan, membuat orang tertantang, termotivasi, dan penasaran.”
Baca juga: Amithya Hengkang, Ulasan Negatif De Baghraf Hotel Sumenep Berdatangan
Hal lain yakni, orang tak perlu keluar banyak uang untuk mencoba peruntungan judi online. Hanya dengan uang puluhan ribu rupiah memungkinkan mereka mendapat puluhan juta.
“Itu kan sangat menggoda sehingga secara psikologi tidak merasa menghabiskan yang besar untuk judi online. ”
Oleh karena itu, menurut Devie, tak ada seorang pun yang imun dari potensi jebakan judi online. Entah itu berasal dari kelompok ekonomi maupun pendidikan bawah atau tinggi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebut sejak 2018 hingga 10 Mei 2022 pihaknya telah memutus akses 499.645 konten perjudian di berbagai platform digital.
Tapi pemberantasan judi online di Indonesia berat lantaran situs atau aplikasi judi online terus bermunculan dengan nama yang berbeda, meski aksesnya telah diputus.
Di Indonesia sendiri aktivitas perjudian dilarang oleh pemerintah karena dianggap merugikan masyarakat dan melanggar norma agama.
Khusus judi online, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) menjerat para pelaku maupun orang yang mendistribusikan muatan perjudian dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama enam tahun dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjelaskan sejak 2018 hingga 10 Mei 2022 pihaknya telah memutus akses 499.645 konten perjudian di pelbagai platform digital.
Kendati jumlah situs atau aplikasi perjudian online yang beredar secara daring berpotensi lebih banyak dari hasil patroli siber, kata Juru bicara Kominfo, Dedy Permadi.
Pemberantasan judi online di Indonesia, sambungnya, cukup berat lantaran situs atau aplikasi judi online terus bermunculan dengan nama yang berbeda, meski aksesnya telah diputus.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Jakarta, CNBC Indonesia - Merger tiga bank syariah BUMN yakni PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNI) membawa saham BRIS terus melesat.
BRIS akan menjadi bank hasil penggabungan (surviving entity) dalam merger tiga bank syariah BUMN ini.
Data perdagangan BEI mencatat, saham BRIS sudah naik dalam 1 bulan terakhir secara akumulatif sebesar 86%, 3 bulan terakhir melesat 184%, dan dalam 6 bulan terakhir saham BRIS meroket 591%.
Sejak awal tahun hingga perdagangan Rabu kemarin (21/10/2020), atau year to date, saham BRIS melesat 322,73% dengan kapitalisasi pasar Rp 13,55 triliun.
Meski demikian, pada perdagangan Rabu kemarin, saham BRIS akhirnya terkoreksi setelah berhari-hari terus mencetak kenaikan signifikan.
Saham BRIS ditutup minus 7% atau menyentuh batas bawah, auto reject bawah (ARB), minus 7% di level Rp 1.395/saham.
Nilai transaksi saham BRIS kemarin mencapai Rp 811,08 miliar dan volume perdagangan 557,15 juta saham.
BRIS tercatat di papan perdagangan BEI pada 9 Mei 2018 dengan harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) Rp 510/saham.
Saat itu, dengan menawarkan 2,62 miliar saham baru atau 27% dari modal yang disetor penuh, maka BRIS mendapatkan dana segar sebesar Rp 1,33 triliun.
Dengan harga saham BRIS ke level Rp 1.395/saham, maka harga BRIS 175% melesat dari harga IPO-nya.
Mari kita ilustrasikan perhitungan keuntungan saham BRIS.
1. Misalnya, katakanlah si A, punya bujet Rp 10 juta. Dengan dana tersebut, dia berhasil membeli 196 lot (19.600 saham, 1 lot isi 100 saham) BRIS saat IPO di harga Rp 510/saham.
Kini, setelah 2 tahun lebih IPO berlalu, harga saham BRIS berada di level Rp 1.359/saham, atau nilai saham si A tersebut sudah naik menjadi Rp 27 juta, atau cuan Rp 17 juta.
2. Misalnya si B, punya dana Rp 10 juta. Dia berhasil membeli saham BRIS saat ambles di Mei lalu yang berada di level terendah Rp 189/saham, dengan jumlah saham mencapai 52.910 setara modal Rp 10 juta tadi.
Pada awal-awal Oktober lalu, harga saham BRIS mencetak level tertinggi di posisi Rp 1.500/saham atau nilainya menjadi Rp 79,37 juta atau jika si B tersebut tidak melepas porsi sahamnya, maka untung Rp 69,37 juta dari harga terendah Rp 189/saham.
Terkait dengan merger ini, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan menjadi pemegang saham mayoritas dari BRIS, sebagai bank hasil penggabungan (surviving entity) dengan kepemilikan sebesar 51%.
Komposisi pemegang saham pada lainnya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI - Saham Syariah 2% dan publik 4,4%.
Bank yang akan bergabung dengan Bank BRISyariah dalam mega merger bank syariah BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah.
Ketua Project Management Office Integrasi (PMO) dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi mengatakan total aset bank hasil penggabungan ini nantinya akan mencapai Rp 215,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun.
Dengan demikian bank hasil penggabungan akan masuk ke dalam TOP 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.
Bank hasil penggabungan akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code (kode saham) BRIS.
"Integrasi ini lebih dari sekadar corporate action. Mengawal dan membesarkan bank syariah terbesar di negeri ini sesungguhnya adalah amanah yang besar," Hery dalam siaran persnya, Rabu (21/10/2200).
Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma mengatakan, koreksi harga saham BRI sempat terjadi karena kenaikan harga yang terlalu cepat, sehingga koreksi ini merupakan hal yang wajar.
"Naiknya kecepetan. Kan turun cuma bisa 7% [ARB], naik bisa di atas 25% [ARA]," kata Suria, di Jakarta.
Suria menjelaskan, kemungkinan tidak akan terjadi tender offer (penawaran untuk membeli saham publik oleh pengendali baru) setelah terjadi merger tiga bank syariah BUMN ini.
Meskipun ada perubahan pemegang saham pengendali yang sama-saham BUMN, yakni dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ke PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Perubahan pemegang saham pengendali terjadi karena nilai aset yang disetorkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), induk usaha BSM, nilainya lebih besar dari nilai aset BRIS.
Nilai aset BSM mencapai Rp 112,1 triliun, BNI Syariah Rp 49,97 triliun, dan BRIS Rp 51,8 triliun.
"Kayanya sih ngga ada tender offer. Pemerintah biasanya ada justifikasinya," jelas Suria.
Saksikan video di bawah ini: